Translate

Isnin, 14 November 2011

Perlukah menggunakan HERMENEUTIKA sebagai metode dalam setiap penafsiran kita dalam setiap masalah

Perlukah hermeneutika ini di gunakan dalam penafsiran dalam kehidupan kita...? padahal kita ketahui bahwa segala hal yang baik ada dalam islam. Lalu kenapa orang-orang islam selalu ingin menggunakan hermeneutik dalam setiap penafsirannya...
Sangat tidak setuju apabila hermeneutika ini di gunakan untuk menafsirkan Al-quran yang sebenarnya islam mempunyai caranya sendiri untuk menafsirkan Al-quran bahkan dengan metode yang lebih akurat ketimbang cara penafsiran hermeneutika yang di gunakan pada abad yunani kuno dulu.
Akan tetapi sangatlah asing istilah hermeneutika ini dikalangan umat islam, termasuk sebagian cendekiawan muslim di indonesia. Hal inilah yang digunakan sebagian orang untuk hanya sekedar ingin tenar ataupun ingin di pandang oleh seluruh orang bahwa dia adalah orang yang mampu menafsirkan al-quran dalam penafsiran hermeneutika tanpa ada rasa ketakutan mereka apabila salah menafsirkan al-quran. Mereka hanya ingin menafsirkan dengan apa yang sama dengan penafsiran orang-orang barat.
Apa sebenarnya dampak hermeneutika bagi umat Muslim ? Kalau hermeunetika ini dikaji dengan tidak kritis dan diadopsi begitu saja untuk menggantikan tafsir Alquran maka akan terjadi kesalahan penafsiran secara besar-besaran terhadap kesucian Alquran dan tafsir-tafsirnya, yang di anggap sangat sakrat.
Orang-orang ini memang belum menghasilkan tafsir baru sebab mereka tidak mengembangkan keilmuan sistematis namun hanya melakukanpenafsiran secara tekstual. Orang dibuat tidak percaya Alquran lantaran ada campur tangan manusia. Dari sini selanjutnya juga bakal lahir tafsir-tafsir yang 'tak terkendali'.
Ketika mulai keluar dari teks orang-orang tersebut sebenarnya tidak lagi percaya pada teks Alquran, maka yang terjadi siapa pun bisa menafsiran Alquran sesuai cara pandangnya. Misalnya saja orang-orang feminis dan pluralis tentu akan mencari ayat-ayat yang dapat mendukung sikap feminisnya atau pluralisnya.
Lalu bagaimanakah sikap kita dalam menghadapi persoalan ini ??? yang terbaik bagi umat, adalah adanya forum-forum yang mempelajari kembali tafsir dengan sebenar-benarnya dan hermeneutika.
Susahnya pendidikan di perguruan Islam jarang yang memberikan wacana kedua-duanya. Ada yang paham tafsir tidak paham hermeneutika atau sebaliknyapaham hermeneutika akan tetapi tidak paham dengan tafsir al-quran yang sebenarnya.
Sekiranya perlu dilakukan kajian secara serius dan mendalam. Dan bagaimana pun juga umat perlu merespon secara ilmiah dan akademis. Juga sebagai umat Muslim, sikap kita terhadap apapun, tidak hanya pada harmeunetika, masih banyak yang belum kita ketahui selain dari hermeneutika sendiri.
sesuatu yang asing adalah keharusan kita untuk menelaah dulu. Apa manfaatnya bagi umat, sesuai atau tidak dengan nilai-nilai Islam jangan menerima setiap apa yang di anggapnya medern ataupun di anggap sesuatu itu adaalah hal yang baru untuk di ketahui dan di lakukan tanpa adanya pertimbangan yang mendalam.

Tiada ulasan: