Translate

Rabu, 12 Januari 2011

Pembelajaran PAI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah swt. sebagai makhluk yang paling sempurna dan paling lengkap, baik secara fisik maupun mental. Secara fisik, kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. kepada manusia tersebut adalah berbagai indera untuk menjalani kehidupan. Adapun dari segi mental, manusia diberikan kelengkapan yang tidak diberikan kepada makhluk lain, yakni intelek. Intelek ini merupakan indera manusia yang menurut Frithjof Schuon (1977 : 27), seorang sufi swiss, bersifat Ilahi, tidak tercipta dan tidak dapat diciptakan. Intelek merupakan sarana yang berfungsi untuk memahami, memilih, dan memilah, menginterprestasi atau menafsirkan, dan sebagainya. Sehingga dengan anugerah kecerdasan inilah manusia dikatakan sebagai puncak kesempurnaan ciptaan Allah swt, sesuai dengan firman-Nya dalam surat At-Thin ayat 4 sebagai berikut: Artinya : “Sesungguhnya kami telah meciptalcan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “. Namun berbagai kelengkapan yang diberikan oleh Allah swt. tersebut hanya dapat berkembang apabila diarahkan melalui pendidikan atau pembelajaran. Pendidikan menurut Idris (1992 : 4), ialah serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan, antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap
2 muka atau dengan menggunakan media, dalam rangka memberikan bantuan terhadap peserta didik seutuhnya. Dalam arti, membantu peserta didik dalam upaya megembangkan potensinya, yakni potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan, agar di kemudian hari tumbuh menjadi manusia yang dewasa secara fisik mapun mental. Upaya ini selalu dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa tanggung jawab secara moral dalam segala perilaku. Adapun pembelajaran Pendidikan Agama Islam di pada prinsipnya bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, dan penghayatan nilai- nilai keagamaan (keislaman), serta pemahamannya. Sehingga kemudian diharapkan dapat menjadi muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlaq mulia., dalam arti memiliki kesadaran moral yang tinggi dalam kehidupan pribadi dan masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Hal ini sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, seperti tercantum di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional ( UU SISDIKNAS) No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut: "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, dan bertanggungjawab" Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan dengan menjadikan ajaran- ajaran agama (Islam) sebagai fokus pembelajaran. Atau dengan ungkapan lain adalah sebagai sebuah upaya berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik dan mengarahkannya pada penghayatan dan pengamalan ajaran dan nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari. Islam sebagai agama memiliki peranan
3 penting dalam memberikan pedoman dan petunjuk bagaimana seharusnya menjalani kehidupan bermasyarakat dan bernegara secara beradab. Dalam proses pembelajaran, pemilihan dan penggunaan metode, adalah hal yang sangat penting dan sangat menentukan. Sebab, proses pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, tanpa didukung oleh penggunaan metode yang baik. Metode yang baik, hemat penulis adalah metode yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sarana-prasarana, kurikulum, dan sebagainya. Metode pembelajaran merupakan alat pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan secara umum. Jadi, penggunaan metode yang tepat, sangat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan mulia sebuah pendidikan. B. Identifikasi Masalah Berkenaan dengan hal itu, penulis melakukan studi pendahuluan di MTs. Nurul Amal Menes. Dan hasil studi tersebut penulis berkesimpulan bahwa MTs. Nurul Amal Menes telah menerapkan suatu metode pembelajaran yang baik dan tepat, yakni penggunaan metode qur’ani. Metode tersebut mengintegrasikan pengetahuan keislaman yang diserap dari Al qur’an dengan keterampilan yang komunikatif, serta memberikan teladan (contoh) bagaimana mempraktekan ajaran-ajaran Islam yang dipahami, seperti tutur kata yang lemah lembut, tata krama, sopan santun, dan berbagai sikap budi pekerti lainnya. Metode tersebut merujuk kepada sikap dan prilaku Rosulullah SAW. Seperti dikatakan Aisyah R.A. Rasulullah adalah akhlak qur’ani. Jadi, yang dimaksud metode qur’ani dalarn penlitian ini adalah metode yang mengutamakan budi pekerti sebagaimana metode pembelajaran, dari itulah penulis menuangkannya dalam sebuah
4 penelitian. dengan judul “Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan Metode Qur‘ani (Penelitian di MTs. Nurul Amal Menes) C. Perumusan Masalah Berkenaan dengan latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas, diajukan beberapa rumusan sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk pembelajaran agama Islam dengan metode qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes 2. Bagaimana langkah-langkah pembelajaran PAI dengan metode qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes 3. Bagaimana hasil yang dicapai dari penyelenggaraan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes. D. Tujuan Penelitian Dan beberapa rumusan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk mengetahui bentuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode qur’ani MTs. Nurul Amal Menes 2. Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran PAI dengan metode qur’ani di MTs. Nurul Amal Menes. 3. Untuk mengetahui hasil yang dicapai dari penyelenggaraan program tersebut.
5 E. Kerangka Pemikiran Proses pembelajanan dan pendidikan merupakan bentuk pengalaman yang diperolah siswa dalam kerjasama antara pendidik dan terdidik dalam suatu kerangka pemenuhan kebutuhan akan ilmu dan pengetahuan. Dalam lingkungan sekolah, bentuk kerjasama itu diwujudkan ketika proses belajar mengajar berlangsung. Guru memiliki peran sebagai pemimpin yang memimpin, membimbing, serta mengarahkan siswa kepada pengetahuan belajar dan materi pelajaran. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima instruksi, penerjemah dan pelaksananya. M. Uzer Usman (1990: 1) mengatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dengan siswa merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Dan konsep tersebut di atas, dapat dipahami proses belajar mangajar merupakan komunikasi langsung antara guru dengan siswa yang didalamnya melibatkan seluruh aspek pembelajaran. Agar komunikasi – tersebut berjalan dengan lancar dan edukatif, maka salah satu hal yang harus diperhatikan adalah metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru sebagai pengajar sekaligus pendidik. Metode pembelajaran merupakan cara mengenai sikap dan tingkah laku metodologis yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif. Sehingga tujuan pembelajaran dengan mudah dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.
6 Proses pembelajaran dalam prespektif komunikasi tersebut di atas, sangat tergantung pada metode dan kemampuan guru sebagai komunikator dalam mentransformasikan pesan materi pelajaran kapada siswa sebagai komunikan. Metode dan kemampuan gurum merupakan alat yang bisa menjembatani dalam proses komunikasi belajar mengajar tersebut. Faktor ini menjadi penentu terhadap keberhasilan pembelajaran termasuk dalam membangkitkan motivasi dan semangat belajar siswa selain faktor lainnya, seperti sarana dan media belajar. Kemudian faktor orang tua juga, semestinya orang tua siswa memahami betul akan potensi yang dimiliki dan moralitas keagamaan yang mesti diupayakan sebagai modal dasar masa depan kehidupan siswa. F. Langkah-Iangkah Penelitian Langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di MTs. Nurul Amal Menes. Pemilihan ini didasarkan pada lokasi tersebut yang dekat dengan tempat tinggal penulis. Sehingga memungkinkan mendapatkan data yang akurat dengan mudah dan cepat. 2. Menentukan Populasi dan Sampel Berdasarkan pengertian bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian (Suharsirni Arikunto, 1993 : 102), maka populasi dalarn penelitian ini adalah seluruh guru dan para staf yang berjumlah 19 orang. Jadi, populasi penelitian ini berjumlah 19 orang. Kemudian yang dijadikan sample dalam penelitian ini adalah khusus guru-guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah
7 lima orang. Sebab, penelitian hanya difokuskan pada penerapan metode pembelajaran Agama Islam, yakni metode qur’ani. Jadi, yang termasuk kedalam sumber data primer penelitian ini, adalah kata-kata dan tindakan dari orang-orang yang diamati yang diwawancarai yang dicatat melalui catatan khusus. Sedangkan sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah kepustakaan, berupa buku-buku, surat kabar, majalah, dokumen , arsip dan lain sebagainya. 3. Metode dan Tekhnik Pengunipulan Data a. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah metode deskriptif, yakni metode-metode untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada saat penelitian berlangsung. Dalam pelaksanaan metode ini, penulis mengumpulkan data, mengolah data, mengklasifikasi data, menganalisis data, kemudian menulis sebagaimana adanya. b. Tekhnik Pengumpulan Data Untuk memudahkan pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis menggunakan cara-cara sebagai berikut: 1. Observasi Cara ini dilakukan untuk mengumpuikan data rnelalui pengamatan langsung dilapangan, yakni dengan mengamati benda-benda dilokasi penelitian, seperti sarana dan prasarana, keadaan lingkungan, proses belajar mengajar, dan gejala-gejala lain yang ada dilokasi penelitian pembelajaran dan pendidikan yang diperkirakan tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian.
8 Dalam hal pembelajaran pendidikan agama Islam, MTs Nurul Amal Menes, menurut hemat penulis, dapat dijadikan model bagi MTs linnya. Hal ini disebabkan MTs Nurul Amal sebagaimana telah dikemukakan telah menerapkan metode qur’ani yang mengintegrasikan pemahaman keagamaan yang diserap dari Al qur’an dengan keterampilan mengajar yang komunikatif, serta memberikan teladan (contoh) bagaimana mempraktekkan ajaran-ajaran Islam yang dipahami, seperti tutur kata yang lemah lembut, tata krama, sopan santun dan berbagai budi pekerti lainnya. 2. Wawncara Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin model pembelajaran PAI dengan Metoda Qur'ani di MTs Nurul Amal Menes. 3. Menyalin Cara ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari sejumlah literatur seperti buku-buku, majalah, surat kabar, dokumen, arsip dan sebagainya yang berkorelasi dan dapat dijadikan bahan penelitian di lapangan. 4. Analisis Data a. Unitisasi Data Unitisasi data adalah penyusunan data menjadi satuan-satuan. Yang dimaksud satuan di sini yaitu bagian terkecil yang mengandung makna bulat dan dapat berdiri sendiri. Dalam unitisasi ini penulis membaca dan mempelajari seluruh data yang sudah terkumpul. Setelah terkumpul dan terkotak-kotak berupa potongan informasi, kemudian diidentifikasi, selanjutnya dimasukkan ke dalam
9 indeks. Setiap kartu indeks ini diberi kode, berupa penandaan sumber asal satuan seperti catatan lapangan, dokumen, laporan, juga penanadaan jenis responden, penandaan lokasi serta cara pengumpulan data. b. Kategorisasi Data Kategori Data ialah penyusunan kategori, yakni dengan mengelompokan data-data yang sudah terkumpul didalam bagian-bagian yang jelas berkaitan atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau kriteria tertentu, maka langkah-langkah yang ditempuh adalah dengan mereduksi data, yakni memilih dan memilah data yang sudah dimasukan kedalam satuan dengan jalan membaca satuan yang sama. Kemudian membuat koding, yakni memberi nama atau judul pada satuan yang telah mewakili entri pertama dan kategori. Setelah itu, menelaah kembali seluruh kategorisasi supaya tidak ada data yang terlewatkan. Data terakhir, ini melengkapi data-data yang sudah terkumpul. c. Penafsiran Data Penafsiran dilakukan dengan cara menemukan kategori beserta kawasannya selama penelitian berlangsung. Sehingga kemudian dikemukakan hubungan kunci teori subtantif tentang pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agarna Islam di MTs Nurul Amal Menes. Kemudian melakukan introgasi data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada data, sehingga terungkap banyak hal dari data itu sendiri.