Translate

Khamis, 20 Mei 2010

Dari Manakah Asal Organ Tubuh

Dari Manakah Asal Organ Tubuh
Yang Diperjualbelikan di Rumah Sakit China?


China Sebagai Pusat Transplantasi Dunia

Sebuah berita mengejutkan muncul pada 5 Maret 2006 lalu. Koran mingguan milik group media Chang Chun Daily “Cinema TV Library” dengan berani menurunkan artikel berjudul “China menjadi pusat transplantasi dunia”. Artikel yang ditulis oleh Zhan Yan Hui ini mencantumkan sub-judul “Puluhan ribu pasien luar negeri menyerbu China untuk melakukan cangkok organ, yang sumbernya kebanyakan dari terpidana mati”.

Disebutkan, saat ini Orient Organ Transplant Center di kota Tianjin, China merupakan pusat transplantasi organ tubuh manusia yang terbesar di dunia. Kepala pengelola rumah sakit Lilian kepada wartawan mengatakan bahwa sejak tahun 2002, rumah sakit tersebut mulai menerima pasien dari Korea dalam jumlah besar, akibatnya prasarana rumah sakit harus dibenahi. Lantai 4 sampai 7 gedung dikhususkan untuk pasien cangkok organ, ditambah lantai 8 gedung operasi radio vascular, masih ditambah lantai 24-25 hotel-hotel di sekitar rumah sakit dipinjam sebagai ruang penampung. Itu pun masih tetap kekurangan kamar, sehingga pihak rumah sakit memutuskan untuk menambah 500 kamar, yang akan siap pakai dalam bulan Mei 2006 ini.

Jika saja sebuah rumah sakit dapat menampung sekian banyak pasien dari seluruh dunia, berapakah daya tampung pasien cangkok yang sesungguhnya di China? Sebuah harian Korea memberitakan, hasil studi yang dilakukan oleh Pusat Study transplantasi Korea Utara melaporkan, tahun 1999 pasien asal Korea yang melakukan pencangkokan organ ke China berjumlah 2 orang, tahun 2000 hanya 1 orang, dan tahun 2001 meningkat sebanyak 4 orang.
Sejak 2002, jumlah pasien meningkat drastis. Berdasarkan keterangan pengurus sebuah pusat transplantasi di Beijing, jumlah pasien asal korea yang datang ke rumah sakit di Tianjin, Beijing, Shanghai, dan Hangzhou setiap bulannya mencapai 70-80 orang. Jika itu termasuk rumah sakit berskala menengah dan kecil, jumlah tersebut mencapai 1000 orang dalam setahun! Jumlah itu belum termasuk yang berasal dari Jepang, India, Malaysia, Indonesia, Saudi Arabia, Pakistan, Mesir, Amerika, Canada Hong Kong, Macao, Taiwan dan sekitar 20 negara lainnya. Dari data tersebut, tidak diragukan lagi bahwa China kini memang menjadi negara pusat penjual organ manusia terbesar di dunia sejak 2002.


Tingginya Tingkat Operasi Bukti “Stock Organ” Berlimpah

Diungkapkan juga hingga 2004, Orient Organ Transplant Center telah menyelesaikan sebanyak 1.500 kasus transplantasi, di antaranya 800 kasus cangkok ginjal. Pada 2004, hanya dalam setahun melakukan 900 kasus cangkok ginjal dan lever. Akhir 2005, kepala pusat Orient Organ Transplant Center Shen Zhong Yang mengakui telah melakukan sebanyak 650 kasus operasi. Lebih mengherankan lagi, hingga 16 Desember 2005, data yang ada menunjukan sebanyak 597 kasus, tetapi hingga 30 Desember 2005, jumlahnya berubah menjadi 650 kasus, yang itu berarti ada penambahan 53 kasus dalam waktu dua minggu.

Data tersebut hanya merupakan jumlah dari sebuah pusat transplantasi di antara sekian banyak pusat sejenis yang tersebar di China. Kita tidak tahu jumlah sebenarnya ada berapa banyak pusat pencangkokan sejenis di seluruh negeri tirai bambu itu.

Untuk mengetahui legalitas dari organ yang diperjual belikan secara besar-besaran itu sebenarnya mudah saja. Tinggal mencocokkan data yang diperoleh dari pengadilan dan departemen perhubungan, tahun dan bulan, berapa banyak dan kapan dilaksanakan eksekusi terhadap terpidana mati yang sudah dijalani. Jika itu korban kecelakaan lalu lintas juga ada data lengkap nama dan usia, serta bukti persetujuan jual-beli atau donasi organ tubuhnya dari pihak keluarga korban.

Tetapi banyak kesaksian keluarga pasien yang mengatakan, organ manusia bisa didapatkan dalam waktu sangat singkat. Hanya perlu 1 atau 2 hari saja, padahal semua tahu, untuk mendapatkan organ yang cocok dengan tubuh calon penerima tidaklah semudah memilih pakaian jadi. Jika “stock” tidak benar-benar banyak, tidak mungkin dapat dilakukan dalam waktu sesingkat itu. Kesimpulannya, persedian organ “segar” bukan hanya banyak, tetapi “melimpah”, sepertinya bukan lagi si pasien yang menunggu organ, tetapi sebaliknya, sebenarnya organ-organ itu yang menunggu kedatangan pasien yang hendak operasi transplantasi.

Pasien yang menjalani operasi transplantasi pun sudah tidak mmpertimbangkan efek dari pencangkokan itu. Seorang ahli psychology dari Arizona State University Gary Schwartz dalam penyelidikannya selama lebih dari 20 tahun, mengatakan lebih dari 70 kasus yang ditanganinya menunjukkan adanya efek akibat transplantasi. Yakni sifat orang penerima cangkok akan berubah sesuai karakter si pendonor, bahkan sampai kepada ingatannya. Banyak kasus membuktikan, orang yang berubah sifat dan wataknya setelah menerima cangkok ginjal, lever dan jantung. Pernahkah membayangkan bagaimana jika mendapatkan donor dari seorang pembunuh?


Fakta Sebenarnya Sumber Organ

Amnesti Internasional mengklaim, negara China dalam setahun mengeksekusi 5000 orang atau lebih terpidana mati, yang kebanyakan diambil organ tubuhnya tanpa sepengetahuan keluarga setelah hukuman mati dijalankan, kemudian dijual kepada pasien dengan harga sangat tinggi. Wakil Menteri Kesehatan China Jie Fuhuang mengakui, organ tubuh yang diperjual belikan saat ini, 95% didapatkan dari tubuh terpidana mati. Hal ini merupakan pengakuan resmi pertama kalinya yang keluar dari pemerintah komunis di China, sekaligus menunjukan adanya kolusi antara pengusaha, rumah sakit dan pemerintah sekaligus yang mensahkan perdagangan organ tubuh.
Timbul pertanyaan dalam benak setiap orang, mengapa bisnis jual beli organ di China baru marak beberapa tahun belakangan ini? Jika memang setiap tahun ada 5000 orang dieksekusi mati, mengapa organ “melimpah” dimulai pada 2002, dan perdagangan organ manusia maraknya juga di tahun 2002? Pertanyaan lainnya adalah, banyak tim medis dari China yang ke luar negeri mempromosikan dan mencari pasien, serta menjamin organ selalu dalam keadaan “segar”. Angka 5000 sudah tentu tidak dapat mencukupi kebutuhan pasien yang berdatangan dari seluruh dunia, jadi berapa sebenarnya “stock segar” organ yang ada di pasaran?

Seorang wartawan Jepang asal China belum lama ini mengungkapkan, adanya kamp konsentrasi Sujiatun di kota Shenyang, Lioning. Dalam kamp ini dikumpulkan sebanyak 6000 praktisi Falun Gong, mereka disiksa hingga tak berdaya, dan diambil semua organ tubuh dalam keadaan masih hidup sekarat, kemudian mayat langsung dikremasi. Semua itu dilakukan tanpa sepengetahuan pihak keluarga korban, tujuannya untuk menghilangkan bukti.
Fakta tersebut dibenarkan oleh World Organization to Investigate the Persecution of Falun Gong (WOIPFG). Disebutkan praktek perdagangan organ tubuh manusia hidup secara illegal tersebut sudah berjalan sejak 2001, puncaknya pada 2002, yang dikoordinir dan mendapat izin langsung dari pemerintahan pusat. Karena kekejamannya, banyak anggota tim medis yang tidak tahan, diantaranya dengan cara mengundurkan diri dan pindah ke negara demokrasi, ada yang menjadi depresi, stress, mimpi buruk bahkan nekad bunuh diri karena perasaan bersalah yang mendalam.
Sudah pasti kepastian angka korban yang organ tubuhnya dijual akan terkuak seiring dengan terungkapnya informasi rahasia yang bakal bermunculan di kemudian hari. Dan ini merupakan bukti kejahatan yang dilakukan oleh Partai Komunis China yang sekaligus menyeret pemerintahan yang dikuasainya menjadi penjahat internasional.
__________________

Tiada ulasan: