Translate

Isnin, 24 Mei 2010

Syekh Nawawi Al-Bantani: Pemuka Ulama Hijaz

Hujjatul islam Nama besarnya begitu harum di negara-negara yang mempelajari karya-karyanya.Umat Islam Indonesia tentu bangga memiliki ulama sekaliber Syekh Nawawi Al-Bantani. Sebab, salah seorang putra terbaik bangsa ini terpilih menjadi satu dari beberapa ulama yang berasal dari seluruh penjuru dunia yang mendapat julukan Sayyid Ulama Al-Hijaz (pemuka ulama Makkah dan Madinah). Selain Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama Indonesia lainnya yang mendapat gelar terhormat ini adalah Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Mahfudz At-Tirmasi (Termas, Pacitan), dan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.Julukan tersebut diberikan karena ketokohan dan keluasan ilmu yang dimiliki Syekh Nawawi Al-Bantani. Ulama kelahiran Tanara, Serang, Banten, pada 1230 H/1815 M ini dipercaya untuk mengajar para siswa yang sedang belajar di Masjidil Haram.Syekh Nawawi Al-Bantani bernama lengkap Abu Abdul Mu’thi Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi Al-Jawi Al-Bantani. Ayahnya, Umar bin Arabi, adalah seorang tokoh agama yang sangat disegani di Banten. Sedangkan ibun danya bernama Zubaidah. Syekh Nawawi masih mempunyai hubungan nasab dengan Mau lana Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati dan Maulana Hasanuddin dari Banten.Seperti para ulama lainnya, Muhammad Nawawi muda juga menuntut ilmu kepada orang tuanya, Kiai Umar bin Arabi. Setelah dirasa cukup, Syekh Nawawi kemudian belajar pendidikan agama pada Kiai Sahal (Banten). Tak cukup sampai di sini, Nawawi muda menambah pengetahuan agamanya kepada Kiai Yusuf di Purwakarta, Jawa Barat.Ketika berusia remaja sekitar 15 tahun, Nawa wi muda terus berkelana untuk mencari ilmu pengetahuan. Kehausan Nawawi akan ilmu agama membawanya hingga ke Tanah Suci (Makkah). Sambil menunaikan ibadah haji, Nawawi belajar pendidikan agama kepada para ulama terkenal di Makkah, seperti Syekh Ahmad Nahrawi, Syekh Ahmad Dim yathi, danSyekh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Makki. Syekh Ahmad bin Zaini Dahlan Al-Makki adalah seorang ulama terkemuka Arab Saudi. Beliau lahir di Makkah pada 1232 H/1816 M (setahun lebih muda dari Syekh Nawawi).Menimba ilmu kepada seorang ulama besar, merupakan kesempatan yang senantiasa diharapkan bagi para penuntut ilmu di Kota Suci kala itu, termasuk Nawawi muda. Apalagi, tradisi ‘ijazah’ (menimba ilmu dengan bertatap langsung dengan seorang guru yang berhak memberikan pengukuhan atas kemampuan ilmiah si murid) saat itu masih berkembang luas di kawasan Timur Tengah.

Tiada ulasan: