Translate

Ahad, 15 April 2012

SEKOLAH POLITIK PEREMPUAN BERBASIS ADIL GENDER


Nia Ida Eka S
 Komunitas :
LINGKAR PERMATA

A.    Latar Belakang Masalah
Ketidak adilan gender sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Baik dalam lingkup mikro seperti keluarga maupun makro seperti masyarakat. Dalam komunitas mahasiswa sendiri sering terjadi ketidak adilan gender yang diterima salah satu jenis, khususnya para mahasiswa perempuan atau yang biasa disebut mahasiswi. Ketidak adilan yang yang diterima mahasiswa perempuan antara lain seperti stereotip, kekerasan yang bersifat verbal maupun non verbal, maupun subordinasi. Akan tetapi yang lebih memprihatinkan kadang korban tidak merasa bahwa perlakuan-perlakuan yang mereka alami adalah suatu penindasan bagi mereka, sehingga mereka masih dalam batas kewajaran dan perlakuan seperti itu lumrah dialami.
Dalam kehidupan mahasiswa, sering kali dirasakan bahwa banyak sekali kedudukan strategis dalam organisasi baik ekstra seperti PMII maupun intra seperti DEMA, SENAT, BEM F, BEM J, BOM F di duduki oleh kaum laki-laki. Hal ini menjadikan akses politik perempuan semakin sempit bahkan dalam kurun waktu tertentu akan semakin mati. Misal di dalam organisasi ekstra maka jumlah perempuan yang aktif akan semakin berkurang bahkan hanya akan sisa satu sampai tuju maksimal. Hal ini menimbulkan pertanyaan dimana apresiasi atau kedudukan perempuan dalam organisasi. Setelah penulis mencoba menelusuri sebenarnya subordinasi yang terjadi dikalangan mahasiswi dalam dunia organisasi dan akses politik kampus terjadi karena kurang matangnya mental serta pengetahuan mahasiswi tentang organisasi dan dunia politik kampus. Sehingga ketika mereka diberikan ruang untuk sama-sama mengapresiasikan dirinya dalam lingkup politik kampus seperti pencalonan ketua BEM, BOM, atau SENAT mahasiswa atau dalam organisasi lain perempuan lebih cendrung menyerahkan posisi tersebut pada kaum laki-laki karena mereka merasa tidak mampu dan tidak mempunyai mental.
Subordinasi dikampus sebenarnya dapat diatasi jika perempuan secara sadar dengan dorongan jiwanya mau untuk bersaing sehingga mampu menduduki tempat-tempat strategis dalam organisasi baik intra maupun ekstra. Untuk itu diperlukan pelatihan Sekolah Politik Perempuan berbasis Gender guna menambah wawasan dan mental para mahasiswi sehingga mereka mampu berpartisipasi dalam setiap acara maupun organisasi, Dan kesadaran yang tumbuh dalam diri mereka addalah kesadaran tentang keadeilan gender sehingga mereka mampu mengikis ketidak adilan-ketidak adilan yang sema ini menimpa mereka.
Permasalahan diatas menjadi tugas tersendiri bagi Lingkar Permata yang pada dasarnya berkecimpung dalam masalah pemberdayaan perempuan dikampus khusunya Fakultas Tarbiyah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Untuk itu lingkar Permata sangatmengharapkan dengan adanya kegiatan ini akan mampu merubah pandangan mahasiswi dan mampu memberikan udara baru bagi perpolitikan kampus.

B.     Kelayakan Kegiatan
Kegiatan Sekolah Politik Perempuan Berbasis Keadilan Gender disini layak diajukan dan mendapat dukungan dari komunitas Lingkar Permata karena sekolah ini bertujuan untuk memberdayakan perempuan (mahasiswi-mahasiswi) Fakultas Tarbiyah agar mereka mempunyai mental dan pengetahuan tentang perpolitikan kampus dan mempunyai kesadaran gender serta mampu bersaing dalam dunia politik kampus. Sehingga dominasi yang menyebabkan subordinasi pada mahasiswa perempuan diranah politik kampus dan organisasi baik intra maupun ekstra menjadi terminimalisir bahkan antara mahasiswa laki-laki maupun perempuan dalam kedudukan strategis organisasi menjadi seimbang.
Selain itu, dengan adanya program ini Lingkar Permata menjadi wadah yang profesional dalam pemberdayaan mahasiswi-mahasiswi Fakultas Tarbiyah dan mampu melahirkan perempuan-perempuan yang sadar gender dan memiliki pengetahuan dan mental ketika harus bersaing dalam dunia politik kampus. Dan dengan adanya program ini diharapka anggota pengurus menjadi lebih serius dalam mengembangkan Lingkar Permata menjadi komunitas yang masif.

C.    Penutup
Sekolah Politik Perempuan Berbasis Adil Gender layak dilakukan dan didukung oleh pihak karena hal ini menjadi suatu awal perbaikan yang cukup mempengaruhi dalam akses perpolitikan kampus mahasiswa perempuan dan setidaknya meminimalisir subordinasi yang merugikan bagi mahasiswa perempuan yang diharapkan selanjutnya kedudukan di tempat-tempat strategis dalam organisasi baik intra maupun ekstra dapat seimbang antara laki-laki maupun perempuan.

Tiada ulasan: